Selasa, 25 Februari 2014

Berdoa Setiap Saat


BERSYUKUR SETIAP SAAT
Namaku :Miftakhul Khoiriyah
No Peserta : 13-101-217
Dari begitu aku bangun pagi di kamar lantai atas sampai turun ke lantai bawah, sudah berapa kali saya mengucapkan terima kasih dan bersyukur? Mungkin sudah lima kali sampai tujuh kali. Dalam satu hari? Berapa kali saya berterimakasih dan bersyukur di dalamhati? Berapa kalisaya ucapkan dengan lantang bersuara dengan orang lain? Mungkin bisa 50 sampai 100 kali, bisa jadi lebih,karena tidak saya hitung.
Tidak praktis kedengarannya? Kok aneh mengucapkan terimakasih sampai puluhan kali dan satu hari?Bahkan ratusan kali? Jawabannya mudah saja:Dengan berterima kasih dan bersyukur,kita selalu mencarisisi positif dari segala sesuatu.  Dengan mencari sisi positif, maka dirikita menjadi semakin positif dalam melihat segala sesuatu. Pasti ada putih setitik di dalam hitam kelam dan ada hitamsetitik di dalam putih bersih.
Dengan selalu mengingat kelimpahan kita,otak mencetak keyakinan (believe)

contoh laporan perjalanan bisnis




BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Perjalanan dinas ini merupakan pelaksanaan tugas yang diemban Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian sebagai anggota Tim Teknis Nasional Perundingan WTO bidang pertanian untuk melaksanakan kajian akademik atas berbagai isu perundingan sebagai bahan pertimbangan bagi delegasi RI dalam memperjuangkan kepentingan Indonesia dan negara-negara mitranya pada putaran kesepakatan perdagangan WTO.
Perjalanan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Pertanian dan persetujuan dari Sekretariat Negara. Agenda sidang selama pekan pertanian (Agricultural Week) merupakan lanjutan putaran perundingan dalam rangka penetapan modalitas sebagai perasionalisasi dari Kerangka Kesepakatan Juli 2011 :
1. First reading / scoping exercise (Penggalian issu dan cakupan perundingan)
a. Formula untuk mengurangi dukungan domestik distortif.
b. Preferensi dagang.
c. Pembatasan ekspor.
d. Revisy dan klarifikasi Green Box.
2. Second reading / detailed technical work (uraian teknis)
a. Kredit ekspor, khususnya perlakukan khusus dan berbeda
b. Administrasi kuota tariff
c. Ekivalensi tarif ad valorem.

Selama menghadiri sidang yang di organisir oleh Sekretariat WTO, kami juga menghadiri rapat koordinasi kelompok G-33, G-20, dan Cairns sekutu runding Indonesia serta rapat konsultasi dengan kelompok Uni Eropa.
1.2 Tujuan Kegiatan
B.1 Tujuan Umum
Dalam kegiatan sidang yang diadakan oleh pihak WTO ini bertujuan untuk membangun citra pertanian dari masing-masing anggota WTO. Dimana berdasarkan hasil riset yang ditemukan ada beberapa isu yang sangat berpengaruh terhadap pertanian di masing-masing anggota negara WTO. Karena hal itulah WTO mengadakan sidang dengan tujuan membahas isu dan menemukan solusi untuk masalah tersebut.
B.2 Tujuan Khusus
  Mempererat tali silaturahmi antar anggota WTO di seluruh Indonesia,
  Mengembangkan kemampuan dan kreatifitas manusia di bidang pertanian
  Menjadi wadah dalam membahas masalah, menampung aspirasi, dan menemukan solusi mengenai isu pertanian
  Menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk turut berpartisipasi dan berperan dalam  mengatasi masalah pertanian
  Bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat yang bergerak dalam bidang Pertanian.
1.3 Dasar Pelaksanaan Kegiatan
1.       Peraturan Perundang-undangan tentang WTO
2.       Peraturan Perundang-undangan mengenai kerja sama antara seluruh pertanian negara dalam WTO
3.       Peraturan Perundang-undangan tentang Pertanian di Indonesia


1.4 Sasaran Kegiatan
Dalam Sidang yang diadakan di Jakarta sebagai ibukota negara sengan membahas masalah pertanian dalam WTO. Sasaran dalam kegiatan ini adalah :
1.       Seluruh anggota WTO di seluruh Indonesia
2.       Pihak Pemerintah yang berperan dalam kegiatan Pertanian di Indonesia
3.       Seluruh elemen dalam Negara yang berpengaruh di bidang Pertanian.

















BAB II
PELAKSANAAN


1.      Tema
“ Menggunakan Kreatifitas dalam Meningkatkan Pertanian di Indonesia”
2.      Waktu Dan Tempat Kegiatan
Waktu             : Tanggal 5 – 7 Juli 2011
Tempat            : Kantor Dinas Pertanian Jakarta
3.      Agenda
No.
Tanggal dan Waktu
Kegiatan
1
Selasa, 05 Juli 2011
18.45 WIB
Tiba di Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta
19.15 WIB
Reservasi Hotel
20.00 WIB
Makan Malam
21.00 WIB
Istirahat
2
Rabu, 06 Juli 2011
07.00 WIB
Sarapan Pagi
08.00 WIB
Pembukaan Sidang Pertanian WTO
08.30 – 12.00 WIB
Pembahasan Masalah dalam Sidang
12.00 WIB
Istirahat dan Makan Siang
13.00 WIB
Penyampaian Pendapat dari seluruh Peserta sidang
15.00 WIB
Penutupan Sidang Pertama
16.00 WIB
Istirahat di Hotel
3
Kamis, 07 Juli 2011
07.00 WIB
Pembukaan sidang kembali
08.00 WIB
Menyimpulkan Hasil Sidang
12.00 WIB
Istirahat dan Makan Siang
13.00 WIB
Membacakan hasil Keputusan Sidang
15.00 WIB
Chek Out dari Hotel dan Kembali ke Surabaya

4.      Hasil Yang Dicapai
1. De minimis bagi negara-negara sedang berkembang dikecualikan dari pengurangan Posisi Indonesia dalam hal ini disalurkan melalui pernyataan G-20 yang pada intinya kurang lebih sebagai berikut :
(i) Target utama formula penurunan trade-distorting domestic support adalah subsidi AMS karena subsidi ini merupakan komponen terbesar dalam trade-distorting domestic supportdalam konteks lower reductions levels making deeper cuts.
(ii) Untuk negara berkembang (S&D), G-20 mendukung penurunan trade distorting domestic support dalam konteks lower reductions level dan longer periods of time. Hal ini harus terefleksi dalam penerapan formula penurunan dalam setiap band/tier.
(iii) Dalam kaitan dengan Blue Box, G-20 menekankan pentingnya perhitunagn dan  verifikasivalue of production, karena merupakan dasar dalam menentukan base level yang credibleS&D dalam kaitannya dengan trade distorting domestic support perlu dibahas.
(iv) Penentuan penurunan de minimis juga tergantung dengan value of production. G-20 memandang bahwa de minimis dan AMS support merupakan 2 jenis subsidi yang sama-sama bersifat mendistorsi pasar sehingga untuk menjamin totalitas penurunannya, keduanya harus saling terkait jangan dipisahkan (untuk menghindari double counting).
(v) G-20 juga menekankan bahwa besar penurunan de minimis negara negara berkembang harus masuk akal, hal ini mengingat pada kenyataannya semua negara berkembang mengalokasikan deminimisnya untuk petani subsistem dan miskin (para 11 July Framework)
(vi) G-20 menekankan pendekatan “bottom-up” dalam menghitung dan menurunkan overal trade distorting domestic support, dimana diawali dengan menghitung masing-masing komponen (Amber + Blue + de minimis), dan total komponen tersebut merupakan overal trade distorting domestic support. Setelah itu, baru tiered formula bisa ditentukan agar penurunan secara substansial dipastikan tercapai.
2. Preferensi Dagang
Issu eksistensi provisi dan fakta erosi preferensi dagang menimbulkan perdebatan kontroversi sengit diantara anggota pendukung (negara-negara Afrika, Pasifik dan Caribia-APC) dengan penentangnya (negara-negara Amerika Latin). Negara-negara pendukungnya berpendapat bahwa Preferensi amat penting untuk memfasilitasi pembangunan bagi sejumlah negara sedang berkembang, miskin, kecil dan rentan terhadap liberalisasi perdagangan. Kesepakatan WTO telah menimbulkan erosi preferensi sehingga harus dicegah tidak semakin berdampak buruk. Landasan hukumnya sudah jelas dan final yaitu paragraf 44 Kerangka Kesepakatan Juli. Provisi preferensi merupakan bagian dari perlakuan khusus dan berbeda bagi negara-negara yang secara historis telah lama memperolehnya. Hal senada disampaikan oleh kelompok G-20 (terlampir), dengan tambahan perlunya transparansi informasi perihal ini bagi semua negara anggota.
Sebaliknya, negara-negara penentang berpandangan bahwa Preferensi dagang tidak sesuai dengan prinsip dasar WTO, yaitu : diskriminatif, distortif dan menghambat perdagangan. Oleh karena itu, provisi Preferensi haruslah disusun sesuai prinsip umum Most Favorable Nations(MFN) yang terbuka bagi semua negara anggota dengan kriteria obyektif dan kompatible dengan ketentuan “Enabling Clause“.  Kontroversi menjadi amat sengit karena Preferensi dagang secara realitas telah menimbulkan perang dagang pisang “banana war” dalam beberapa tahun terakhir sehingga secara politik amat sensitif pula (Pernyataan bersama beberapa presiden negara-negara Amerika Latin terlampir).
Oleh karena kelompok yang pro maupun kontra adalah anggota G-33, sekutu runding Indonesia, maka amat wajar G-33 mengambil posisi netral, sepakat untuk tidak mengeluarkan pernyataan. Indonesia pun mengambil sikap sama, tidak mengeluarkan pernyataan atau abstain. Pimpinan sidang, Tim Grosser, menutup diskusi dengan mengatakan bahwa masalah ini akan dirumuskan dengan pendekatan “Two Boxes”, tanpa penjelasan lebih lanjut.
3. Pembatasan Ekspor
Bahasan mengenai pembatasan ekspor lebih terfokus pada issu pajak dan hambatan kuantitatif ekspor yang lebih banyak diterapkan di negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Terdapat empat pandangan terhadap issu ini.
a. Pajak ekspor harus didisiplinkan (Amerika Serikat, G-20) Amerika serikat berpandangan bahwa secara legal, pembahasan mengenai pajak ekspor termasuk dalam amanat Kerangka Kesepakatan Juli, dan pajak eskpor harus di disiplinkan karena bertentangan dengan prinsip dasar WTO : distortif dan mendorong instabilitas harga. Namun demikian, Amerika Serikat dapat memahami pentingya pajak ekspor sebagai instrumen untuk penerimaan negara di sejumlah negara sedang berkembang. Oleh karena itu, modalitas pajak ekspor haruslah disusun dengan memperhatikan kesesuainnya dengan prinsip dasar WTO dan kepentingannya sebagai perolehan penerimaan negara bagi negara-negara sedang berkembang.
b. Penghapusan hambatan kuantitatif atas ekspor (G-20) Kelompok G-20 berpandangan bahwa yang diamanatkan oleh Kesepakatan paket Juli adalah larangan dan hambatan ekspor, spesifiknya, penghapusan hambatan kuatitatif terhadap eskpor yang sesungguhnya telah diamanatkan dalam Article XI GATT 1994 dan Article 12 Agreement on Agriculture. Hambatan ekspor hanya boleh diterapkan untuk mencegah atau mengatasai masalah kelangkaan pangan di negara eskportir, bersifat temporerdan tidak diskriminatif (draft terlampir). G-20 mengusulkan agar disiplin mengenai hal ini juga mencakup ketentuan :
(i) Setiap anggota harus melaporkan kepada Komite Pertanian WTO segala larangan dan hambatan eskpor yang diterapkannya dan atau meminta perhatian Komite Pertanian tentang adanya hambatan dan larangan yang mestinya dilaporkan anggota lainnya.
(ii) Larangan dan hambatan ekspor pangan dan pakan harus dihapuskan dalam satu tahun, atau jika disetujui negara importir dapat diperpanjang menjadi tidak lebih 15 bulan, dengan memberitahukan kepada Komite Pertanian.
(iii) Batasan waktu perlu ditetapkan untuk hambatan ekspor temporer sesuai paragraf 1 Article 12 Agreement on Agriculture, dan jika melakukan perpanjangan anggota bersangkutan harus menyampaikan alasan yang dapat menjustifikasinya.
(iv) Mekanisme surveilans tahunan perlu ditetapkan untuk mengamati pelaksanaan kewajiban tersebut diatas.
c. Pajak ekspor tidak termasuk dalam cakupan ketentuan paragraf 50 Kerangka Kesepakatan Juli (Negara-negara sedang berkembang). Pajak eskpor tidak perlu dibahas lebih lanjut karena tidak termasuk dalam cakupan Kerangka Kesepakatan Juli maupun mandat Kesepakatan Doha.
4. Rincian Biaya
TANGGAL
PERINCIAN BIAYA
JUMLAH
KETERANGAN
05 Juli 2011
Biaya pesawat Surabaya – Jakarta
Rp 850.000
Air Asia, 1 orang, tepat waktu
05 Juli 2011
Biaya Airport Tax
Rp 15.000
-
05 Juli 2011
Fasilitas angkutan dalam kota
Rp 35.000
Taxi
05 Juli 2011
Biaya penginapan
Rp 750.000
3 hari, 1 orang
05 Juli 2011
Biaya konsumsi
Rp 30.000
Makan minuman 1 orang.
05 Juli 2011
Biaya uang harian
Rp 300.000
1 orang
06 Juli 2011
Biaya konsumsi
Rp 30.000
Makan minuman 1 orang.
06 Juli 2011
Biaya representasi
Rp 200.000
1 orang
06 Juli 2011
Biaya konsumsi
Rp 80.000
Makan 1 orang, snack, minuman.
06 Juli 2011
Seminar Kit
Rp 80.000
1 orang
06 Juli 2011
Biaya konsumsi
Rp 30.000
Makan minuman 1 orang.
06 Juli 2011
Fasilitas angkutan dalam kota
Rp 35.000
Taxi
07 Juli 2011
Fasilitas angkutan dalam kota
Rp 35.000
Taxi
07 Juli 2011
Biaya konsumsi
Rp 30.000
Makan minuman 1 orang.
07 Juli 2011
Biaya representasi
Rp 200.000
1 orang
07 Juli 2011
Biaya Airport Tax
Rp 15.000
07 Juli 2011
Biaya pesawat Jakarta - Surabaya
Rp 850.000
Air Asia, 1 orang, Delayed.
07 Juli 2011
Biaya snack Amanda
Rp 25.000
1 orang
07 Juli 2011
Fasilitas angkutan dalam kota
Rp 30.000
1 orang
Jumlah
Rp 3.593.000








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran
Negosiasi modalitas berlangsung alot dan amat lambat. Disatu sisi hal ini dapat dimaklumi karena memang cakupan isu negosiasi amat luas dan kompleks, perbedaan kepentingan antar anggota dan sensitif secara politis. Selain itu, proses negosiasi dilakukan secara paralel dan maju secara berimbang diantara ketiga pilar akses pasar, dukungan domestik dan kompetisi ekspor (seluruh aspek negosiasi). Disisi lain, hal itu juga bagian dari strategi untuk mengulur waktu yang dapat membuat sebagian pihak terlena untuk selanjutnya kurang cermat tatkala negosiasi dipercepat dan dipaksakan mengambil keputusan menjelang putaran akhir perundingan pada bulan Nopember – Desember mendatang. Oleh karena itu, Tim Perunding Indonesia harus terus waspada dan nmelakukan tindakan antisipasi dini perihal semua aspek perundingan. Beberapa langkah antisipasi yang perlu segera dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan kajian metode konversi AVE dan implikasinya terhadap Indonesia AVE akan menjadi dasar penetapan modalitas penurunan tarif sehingga esensial untuk penetapan posisi ”bands” tarif pada perundingan selanjutnya. Kajian ini mestinya prioritas utama Tim Teknis Nasional Perundingan WTO.
2. Melakukan keputusan akhir tentang kriteria Special Products dan penerapannya
di Indonesia. Kajian kriteria yang telah ada perlu disintesis dan selanjutnya diambil keputusan kriteria definitif yang mestinya diperjuangkan Indonesia. Hal ini merupakan keputusan pimpinan Tim Teknis Nasional.
3. Mempersiapkan perhitungan Domestic Support
Hasil perhitungan empiris mengenai Domestic Support juga esensial untuk penetapan “bands” dan “bound” pada perundingan selanjutnya.

4. Melakukan kajian mengenai implikasi provisi kredit dan pembatasan ekspor terhadap Indonesia. Perundingan mengenai modalitas pada dasarnya adalah penyusunan petunjuk teknis Kerangka Kesepakatan Juli. Oleh karena itu, dukungan analisis dan kajian akademik merupakan kebutuhan esensial bagi para juru runding Indonesia. Tim Teknis Nasional perlu terus berkoordinasi dengan Delri/juru runding Indonesia, termasuk berpartisipasi aktif secara reguler dalam perundingan di Jenewa. Kepada Delegasi Indonesia disarankan mengambil garis perjuangan dan posisi runding untuk beberapa issu, sebegai berikut :
1. Scoping proposal tentang kriteria Green Box :
a. Mengajukan “Scoping proposal” tentang kriteria Green Box yang sesuai dengan kondisi dan prtaktek di negara-negara sedang berkembang khususnya bantuan domestik untuk tujuan pembangunan sesuai dengan agenda pembangunan Doha dan sebagaimana diamanatkan paragraf 16 Kerangka Kesepakatan Juli : “(will) take due account of non-trade concern”, khususnya “bantuan untuk petani subsisten dan petani kecil”(resource poor) (menurut Paragraf 11 hanya dikecualikan dalam penurunan de minimis tetapi tetap dihitung dalam AMS). Proposal ini dapat diajukan atas nama Indonesia sendiri maupun atas nama kelompok G-33.
b. Bantuan perlindungan asuransi kerugian akibat penurunan harga tidak termasuk kategori Green Box (Annex-2, para 7 c)
2. Export tax
Mempertahankan bahwa “export tax” tidak termasuk dalam mandat pembahasan modalitas Kesepakatan Juli. Paragraf 49 secara eksplisit mengatakan “differential export taxes” adalah “issues of interest but not agreed”. Lagi pula export tax di negara-negara sedang berkembang dimaksudkan sebagai instrumen penerimaan negara dan ketahanan pangan.



3. Export credit
Sesuai dengan paragraf 17, segala bentuk subsidi ekspor, termasuk kredit ekspor harus diturunkan hingga hapus dengan jadwal akhir tertentu (misalnya 10 tahun). Tenggat waktu kredit ekspor maksimum 180 hari tanpa kecuali ; termasuk “animal and agricultural vegetable reproduction materal” (paragraf 18 butir kedua).
4. De minimis
Negara-negara sedang berkembang dikecualikan dari kewajiban menurunkan batas de minimis karena terutama diberikan kepada petani subsisten dan miskin untuk keseimbangan karena dukungan domestik lainnya praktis amat kecil.
5. State Trading Enterprise (STE)
Pembahasan STE hanyalah untuk STE pada bidang usaha eksportasi, bukan pada bidang usaha importasi.

Mengenai padang rumput





Pengertian Padang Rumput
Padang rumput adalah dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau danau) yang umumnya ditumbuhi rumput pendek.Padang rumput menjadi istilah di kehutanan yang tidak asing meski terdapat berbagai macam kata yang berkaitan dengan hutan. Padang rumput sendiri terletak di daerah yang memiliki musim kering yang panjang dan musim penghujan yang pendek. Hal ini dapat dilihat di kawasan Indonesia seperti Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Biasanya padang rumput terletak di daerah yang memiliki ketinggian sekitar 900-4000m diatas permukaan laut.
.Padang rumput ini terjadi secara alami disebabkan adanya cuaca yang mempengaruhi rendahnya curah hujan. Curah hujan yang rendah mengakibatkan tumbuhan kesulitan untuk menyerap air, sehingga tumbuhan yang dapat bertahan ialah rumput. Seperti diketahui bahwa rumput dapat hidup dan beradaptasi dalam keadaan tanah yang kering. Oleh karena itu tumbuhan rumput lebih banyak tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang lain.
Padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.
Savana merupakan padang rumput yang dipenuhi beberapa jenis pohon yang menyebar, biasanya terletak di wilayah tropis dan subtropics
Pengertian
Pada habitat darat dikenal istilah Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang luas atau bisa juga diartikan kumpulan species (terutama tumbuhan) yang mendiami tempat tertentu di bumi yang dicirikan oleh vegetasi tertentu yang dominan dan langsung terlihat jelas di tempat tersebut. Oleh karena itu biasanya bioma diberi nama berdasarkan tumbuhan yang dominan di daerah tersebut salah satunya adalah padang rumput.
Padang rumput terdiri atas steppa dan prairi. Steppa merupakan suatu wilayah yang ditumbuhi rumput-rumputan pendek. Istilah steppa digunakan untuk menyebutkan padang rumput di Eurasia. Adapun padang rumput tinggi di Amerika Utara dinamakan prairi yang didominasi oleh jenis padang rumput Indian Grasses. Di Argentina disebut pampa dan di Hongaria disebut puszta.

Ciri-ciri padang rumput
Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Daerah padang rumput yang relatif basah, seperti di Amerika Utara, rumputnya mencapai 3 m, misalnya: rumput-rumput bluestem dan India Grasses.
Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian hingga 3,5 m
Memiliki pohon yang khas, yaitu akasia
Tanah pada umumnya tidak mampu menyimpan air yang disebabkan oleh rendahnya tingkat porositas tanah dan sistem penyaluran yang kurang baik sehingga menyebabkan rumput-rumput tumbuh dengan subur.
Daerah padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika


1.  Lingkungan biotik:

- Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.

- Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru diAustralia. Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.


2. Proses Terbentuknya

Terbentuknya padang rumput secara alami lebih banyak disebabkan cuaca tepatnya oleh rendahnya tingkat curah hujan, yakni hanya sekitar 30 mm/ tahun. Curah hujan yang rendah menyulitkan tumbuhan untuk menyerap air. Akibatnya, hanya jenis tumbuhan rumput yang dapat bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan alam yang kering.
.


Ekosistem Padang rumput


Di bumi, ada berbagai macam jenis ekosistem, salah satunya adalah ekosistem padang rumput. Ekosistem ini terbentuk pada daerah tropik maupun subtropik yang memiliki curah hujan di sekitar 25-30 cm/tahunnya. Di Indonesia, ekosistem padang rumput ini bisa ditemukan di pulau Nusa Tenggara, khususnya bagian timur.
Awal terbentuknya ekosistem ini adalah dari kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman/rumput secara luas. Rumput yang melimpah ini akhirnya menarik hewan-hewan pemakan rumput dan kelompok hewan ini pun tinggal di sana. Banyaknya hewan herbivora ini lalu menarik hewan pemangsa (karnivora) untuk ikut datang dan menyerang hewan-hewan pemakan rumput tersebut. Rantai makanan ini terus berputar sehingga terbentuklah ekosistem padang rumput.
Komponen Pendukung Ekosistem Padang Rumput
Komponen dalam eksosistem terbagi menjadi dua bagian, yakni komponen abiotik dan komponen biotik. Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:

a. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen dalam ekosistem yang berasal dari benda tak hidup atau benda mati. Komponen tersebut adalah komponen fisik dan komponen kimia yang dijadikan media atau subtrat sebagai temapt berlangsunganya hidup. Lebih tepatnya komponen abiotik merupakan temat tinggal atau lingkungan dimana komponen biotik hidup.
Komponen abiotik sangat bervariasi dan beragam. Komponen ini dapat berbentuk benda organik, senyawa anorganik, dan juga hal-hal yang mempengaruhi pendistribusian organisme. Berikut adalah komponen abiotik yang mepengaruhi ekosistem padang rumput.
1. Suhu udara
Suhu udara mempengaruhi setiap proses yang terjadi pad amakhluk hidup. Sebagai contoh adalah penggunaan energi yang dihasilkan oleh tubuh meregulasi suhu tubuhnya.
2. Air
Air memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan makhluk yang ada di bumi. Tanpa adanya air semua makhluk hidup yang ada mati.
3. Garam
Keberadaan garam mampu mempengaruhi suatu organisme dalam proses osmosis. Ada beberapa organisme yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam yang tinggi.
4. Tanah dan batu
Karakteristik yang ada pada tanah mampu memberikan pengaruh terhadap penyebaran organisme yang ada berdasarkan kandungan yang ada pada tanah dan batu tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut adalah pH tanah dan struktur fisik tanah serta kondisi mineral yang dikandung oleh tanah.
5. Cahaya matahari
Tidak dapat dipungkiri bahwa sinar matahari merupakan satu-satunya energi yang memberikan kehidupan bagi organisme yang hidup di bumi ini. Salah satu contohnya adalah pada proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan. Tanpa adanya fotosintesi maka tumbuhan tidak bisa hidup. Padahal tumbuhan merupakan produsen bagi organisme lainnya yang tidak dapat digantikan oleh yang lainnya.
6. Iklim
Iklim merupakan kondisi cuaca suatu daerah dalam jangka waktu yang lama. Iklim menentukan tingkat toleransi kehidupan suatu organisme.

b. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen dalam ekosistem yang berupa organisme atau makhluk hidup. Komponen biotik dalam ekosistem merupakan komponen yang selain komponen abiotik.
Pada ekosistem ini, kita akan menemukan beberapa jenis organisme yang mendukung terbentuknya ekosistem padang rumput. Berikut adalah komponen biotik yang ada di ekosistem padang rumput.



Organisme autotrof
Organisme ini adalah jenis organisme yang bisa membuat atau menyintesa makanan sendiri mengandalkan cahaya matahari, air dan komponen udara sekitar. Organisme autotrof pada ekosistem yang ada di padang rumput adalah tanaman atau rumput. Rerumputan ini pun hidup beradaptasi dengan kelembaban lingkungan yang memiliki curah hujan yang tidak teratur.
Organisme heterotrof
Organisme kedua ini adalah jenis organisme yang tidak bisa membuat makanan sendiri. Karena tidak mampu menghasilkanan sendiri maka organisme heterotof mengfungsikan organisme lain sebagai makanannya. Dalam hal ini adalah organisme autotrof yang difungsikan sebagai makanan bagi organisme heterotof.
Organisme jenis ini adalah hewan pemakan rumput yang ada di padang rumput. Hewan tersebut adalah seperti zebra, rusa, kanguru, bison, dan kuda. Hidup hewan ini bergantung pada rumput-rumput yang hidup di sekitar mereka.
Organisme heterotrof yang lain adalah hewan pemangsa yang menjadi konsumen kedua setelah hewan pemakan rumput. Hewan yang menjadi organisme heterotof tingkat kedua seperti singa, anjing liar, ular, dan manusia. Hewan pemangsa yang berkeliaran di padang rumput ini menggantungkan hidup pada hewan-hewan pemakan rumput yang menjadi target mangsa mereka.
Tidak hanya hewan pemangsa saja yang menjadi organisme autotrof. Manusia juga termasuk dalam organisme autotrof tingkat ke dua karena manusia tidak mampu menghasilkan makanan sendiri. Namun manusia mampu menggunakan akalnya untuk memanipulasi makanan.
Pengurai
Komponen terakhir adalah dekomposer atau pengurai. Sebenarnya pengurai termasuk dalam organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak bisa membuat makanan sendiri. Tugas dari organisme yang satu ini adalah menguraikan bahan organik dari benda hidup yang sudah mati (misal: hewan mati, daun, batang pohon, dll).
Contoh dari pengurai pada ekosistem padang rumput ini adalah jamur dan bakteri. Mereka akan menyerap sebagian hasil penguraian dan membuang beberapa bahan sederhana untuk digunakan kembali oleh produsen (tanaman/rumput). Penggunaan yang dilakukan oleh produsen bermaksud sebagai tambahan makanan yang diperlukan oleh organisme autotrof untuk bertahan hidup.
Ekosistem padang rumput adalah bagian dari kehidupan, sudah selayaknya kita sebagai manusia ikut menjaga keseimbangan ekosistem ini. Misalnya, tidak sembarangan memburu hewan, baik pemakan rumput maupun hewan pemangsa seperti singa.
Perlu dijaga kestimbangan alam yang ada agar alam tetap dapat asri dan eksis hingga nanti. Memanfaatkan organisme atau makhluk yang ada dalam ekosistem pada rumput juga diperbolehkan asalakan dengan catatan bahwa hanya dimanfaatkan sewajarnya saja dan tidak mengarah pada terjadinya kerusakan.
Hal ini hanya akan menimbulkan putusnya rantai makanan, dan akan berakibat kacaunya ekosistem yang pasti merugikan manusia secara perlahan.


1. Flora dan fauna di padang rumput

Oleh karena porosita (wilayah terbuka) dan drainase (sistem perairan) yang cenderung tidak teratur, maka tanaman yang tumbuh di wilayah padang rumput juga terbatas. Tumbuhan yang masuk ke dalam ekosistem padang rumput ini didominasi rerumputan yang pendek antara lain grama, buffalo grasees dan masih banyak lagi lainnya. Meski demikian, padang rumput juga dihuni beberapa jenis tumbuhan, hanya saja oleh karena keberadaan rumput yang paling dominan sehingga ia disebut Padang Rumput.
Salah satu jenis tumbuhan unik yang ditemukan di wilayah padang rumput adalah akasia. Ia merupakan genus semak-semak dan juga pohon. Akasia pertama kali ditemukan di wilayah Afrika. Akasia dikenal dengan durinya. Tumbuhan akasia ini dibagi lagi ke dalam beberapa varian yang jumlahnya mencapai 1.300 spesies dan tersebar di seluruh dunia. Akasia banyak dijumpai tumbuh lebat di padang rumput. Ia memiliki ciri khas daun yang berukuran kecil. Akasia ini sangat bermanfaat dan bahkan pohonnya menjadi komoditas yang banyak dicari.




Sementara itu, hewan atau fauna yang menghuni ekosistem padang rumput cukup beragam. Biasanya mereka adalah hewan yang menjadikan rumput sebagai makanan utama. Misalnya saja domba, zebra, kuda liar, gajah. jerapah, dan masih banyak lagi lainnya. Oleh karena keberadaan hewan karnivora tersebut sehingga beberapa binatang pemangsa daging juga hidup di tempat ini. Hewan karnivora tersebut adalah cheetah, singa, anjing liar, serigala dan masih banyak lagi lainnya.


    a.      Stepa
Stepa adalah suatu dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau danau), stepa umumnya ditumbuhi rumput pendek dan Stepa dapat berupa semi-gurun, atau ditutupi oleh rumput atau semak, atau keduanya, tergantung dari musim dan garis lintang. Istilah ini juga digunakan untuk menunjukkan iklim pada suatu daerah yang terlalu kering untuk menunjang suatu hutan, tapi tidak cukup kering untuk menjadi gurun. Di Indonesia, wilayah yang dikenal banyak memiliki stepa adalah Nusa Tenggara Timur.
1. Ciri-ciri Fisik Bioma Stepa
a.       Curah hujan relatif rendah dan  tidak teratur, antara 25 – 50 cm/tahun,
b.      Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang
    baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
c.       Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian hingga 3,5 m
d.      Memiliki pohon yang khas, yaitu akasia
e.       Wilayah persebaran bioma Stepa meliputi Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian barat, Argentina dan Australia.
2.  Faktor Yang Mempengaruhi Pemebentukan Bioma Stepa
Steppa merupakan suatu wilayah yang ditumbuhi rumput-rumputan pendek. Terbentuknya padang rumput secara alami lebih banyak disebabkan rendahnya tingkat curah hujan, yakni hanya sekitar 30 mm/ tahun. Curah hujan yang rendah menyulitkan tumbuhan untuk menyerap air. Akibatnya, hanya jenis tumbuhan rumput yang dapat bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan alam yang kering.
Pada ekosistem ini, kita akan menemukan beberapa jenis organisme yang mendukung terbentuknya ekosistem padang rumput, antara lain:
3.  Flora dan Fauna yang Hidup



  Flora
Tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput.
  Fauna
Bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru di Australia. Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
4.  Persebaran Bioma Padang rumput di dunia:
Wilayah persebaran padang rumput di daerah tropis terdapat di Afrika, Amerika Selatan, dan Australia Utara. Adapun di daerah iklim sedang terdapat di bagian barat Amerika Utara, Argentina, Australia, dan Eropa terutama Rusia Selatan dan Siberia.



b. Bioma Padang Rumput
Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu lokasi geografis tertentu. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis, ditentukan oleh curah hujan dan intensitas cahaya mataharinya.
Bioma padang rumput
Sebuah padang rumput merupakan lapangan yang dipenuhi oleh rumput dan tanaman tak berkayu. Dipotong untuk jerami atau dimakan oleh ternak, domba atau kambing. Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular

     
Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.
Ciri-ciri:
1. Curah hujan antara 25 – 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
2. Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
3. Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan biotik:
- Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan
 porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula  tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama  padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.

  -
   
Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di  Afrika, domba dan kanguru diAustralia.
 Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
Pembagian Wilayah Padang Rumput
Secara geografi, penyebaran padang rumput ini terbagi di berbagai wilayah. Penyebaran yang berada di daerah tropis seperti di Afrika, Australia Utara dan Amerika Selatan. Sedangkan untuk penyebaran di daerah yang beriklim yaitu terutama terdapat di Rusia Selatan dan Siberia, selain itu juga di bagian barat Amerika Utara, Argentina, Australia dan Eropa. Padang rumput ini biasanya dihuni oleh hewan herbivora dan karnivora seperti rusa, kerbau, kanguru, harimau, dan sebagainya.






Jenis-jenis Padang Rumput

1. Stepa
 
Stepa adalah suatu dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau danau), stepa umumnya ditumbuhi rumput pendek dan Stepa dapat berupa semi-gurun, atau ditutupi oleh rumput atau semak, atau keduanya, tergantung dari musim dan garis lintang. Istilah ini juga digunakan untuk menunjukkan iklim pada suatu daerah yang terlalu kering untuk menunjang suatu hutan, tapi tidak cukup kering untuk menjadi gurun.
Di Indonesia, wilayah yang dikenal banyak memiliki stepa adalah Nusa Tenggara Timur.


2.Sabana / Savanna

Savana merupakan bioma dari tropis. Terletak di daerah yang luas di Afrika, Asia, Australia dan Amerika Selatan. Di dalamnya tumbuhan serba dominan. Namun demikian, tidak kekurangan pohon, meskipun ini tersebar.

Dasar savana yang berlempung dan tahan air. Karakteristik sendiri bioma ini adalah alternasi dari rumput lembab dan kekeringan. rumput kering sangat tandus, karakteristik yang memfasilitasi penyebaran api. Api mudah membuat pertumbuhan rumput dan menahan perkembangan pohon, mempercepat mineralisasi dari tanah dan pertumbuhan tanaman yang beradaptasi dengan kondisi tersebut.

3.Prairi / Prairie

Prairi adalah padang rumput yang wilayah tanahnya datar, landai, atau berbukit terutama ditutupi oleh rumput tinggi dan tidak banyak pohon. Perintis yang pertama kali melihat padang rumput datar Amerika Tengah Barat disebut mereka 'laut rumput. "

prairi juga disebut salah satu jenis utama vegetasi alam atau bioma (lain termasuk hutan, semak gurun, dan tundra). Padang rumput adalah daerah di mana baik jumlah curah hujan tahunan rendah (10-20 inci) atau rumput tidak rata curah hujan musiman mendukung dan tanaman herba di atas pertumbuhan pohon. Dalam beberapa tempat, kondisi tanah atau geologi juga nikmat padang rumput atas jenis vegetasi. Padang rumput yang prairi ditemukan di setiap benua kecuali Antartika.

4.Pampa

Pampa adalah bioma padang rumput yang memliki bentuk datar, Hal ini ditemukan terutama di Argentina dan meluas ke Uruguay. Kata Pampa berasal dari kata India Guaran tingkat polos.

Suhu rata-rata di Pampa adalah 18 ° C. Pampas memiliki 'matahari tinggi' atau musim kering di musim panas, yang di belahan bumi selatan pada bulan Desember. Angin berhembus sebagian besar waktu. Iklim di Pampas yang lembab dan hangat.


Ada beragam jenis ekosistem padang rumput, antara lain:
1. Padang rumput Alpen.
2. Padang rumput pantai.
3. Padang rumput gurun.
4. Padang rumput Prairie.
5. Padang rumput basah.
Beberapa wilayah yang terkenal oleh savananya antara lain Afrika, Amerika Tengah, dan Australia. Tapi rupanya, Indonesia juga punya beberapa padang savana yang tak kalah indahnya!

Inilah 4 padang savana terindah di Indonesia yang dihimpun detikTravel, Rabu (21/3/2012):

1. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur

Taman Nasional Baluran terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Letaknya persis di sebelah utara Banyuwangi. Terlepas dari gunung yang memberinya nama Baluran, taman nasional ini juga punya beragam vegetasi seperti hutan bakau, hutan rawa, hingga hutan hujan tropis. Namun, padang savana mendominasi taman nasional seluas 250 kilometer persegi ini.

40% wilayah Taman Nasional Baluran diisi oleh padang savana luas, dengan jenis tanah aluvial dan vilkanik. Beragam jenis satwa pemakan rumput hidup di sini, seperti kerbau, kijang, dan rusa. Selain itu, ada pula banteng, kucing hutan, hingga macan tutul! Beberapa jenis burung langka juga hidup di sini, salah satunya Walet ekor jarum (Hirundapus caudutus). Benar-benar mirip Benua Afrika ya?

Di sini Anda bisa menikmati pemandangan padang savana yang indah, sambil mengamati kehidupan satwa liar. Anda bisa menggunakan beberapa pos pengamatan seperti Batangan, Bekol, Semiang, Bama, dan Manting.

2. Savana Cikasur di Gunung Argopuro, Jawa Timur

Walaupun masih kalah pamor dengan gunung-gunung tertinggi di Indonesia seperti Semeru dan Kerinci, Gunung Argopuro punya banyak keunikan lain. Gunung dengan ketinggian 3.088 mdpl ini punya trek terpanjang di Indonesia. Selain itu, Argopuro juga terkenal dengan pemandangannya yang indah, termasuk padang savana yang tersebar di beberapa tempat.

Gunung Argopuro terletak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, diapit dari kejauhan oleh Gunung Semeru dan Gunung Raung. Butuh waktu kurang lebih 3 hari untuk bisa naik ke puncaknya, dikali dua jika termasuk perjalanan turunnya. Melelahkan, namun padang savana yang terhampar di beberapa tempat adalah obat pengusir lelah yang sangat manjur.

Beberapa tempat itu adalah Rawa Embik, Cisentor, Kaliangkek, serta puluhan tempat lain yang sangat indah! Cikasur adalah primadona gunung ini, berupa padang savana luas dengan sungai yang meliuk di tengah lembahnya. Ketika Anda melihat hamparan luas Cikasur dari atas bukit, imajinasi akan langsung menyergap pikiran Anda. Betapa tidak, Cikasur bagaikan alam mimpi jadi nyata.
Padang savana yang menghampar luas seakan tak ada habisnya. Pada musim hujan, ilalangnya menimbulkan gradasi hijau tua dan hijau muda yang sangat cantik dipandang mata. Kumpulan ilalang itu lalu menguning ketika musim kemarau tiba.
Kontur yang berbukit seakan menjadikan Cikasur sebuah gambar kartu pos yang tertangkap di sudut mata. Sungai yang meliuk di tengah lembahnya mengeluarkan suara gemuruh cukup keras. Perasaan tenang akan seketika menyergap tepat ketika Anda menginjakkan kaki di padang savananya.
Seringkali kabut juga menghadang, menimbulkan kesan mistis namun tetap menawan. Jika beruntung, Anda bisa menemukan kawanan burung merak!

3. Savana Sembalun di Gunung Rinjani, Lombok

Ketika Gunung Rinjani berdiri megah di hadapan mata, Anda bisa memilih satu di antara dua jalur pendakian. Ada jalur Senaru dan Sembalun yang jadi favorit para pendaki gunung. Namun jika memulai dari jalur Sembalun yang terletak di arah timur Rinjani, Anda akan disambut oleh padang savana sepanjang 6 kilometer.

Savana ini terbentang mulai basecamp Sembalun hingga Pos 3 di ketinggian 2.631 mdpl. Pemandangannya sangat menakjubkan, apalagi ketika cuaca cerah. Savana Sembalun inilah penyebab Rinjani juga dijuluki 'gunung pantai'. Hamparan savana seakan tak ada habisnya. Tanpa pohon, tanpa tempat berteduh. Namun, berada di savana ini akan membawa Anda ke alam lain. Seperti sebuah mimpi, berlarian di bukit yang bentuknya mirip halaman rumah serial Teletubbies.

Gunung Rinjani terletak di areal Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Ini adalah gunung kedua tertinggi di Indonesia, dengan puncak setinggi 3.726 mdpl. Karena padang savananya pula, Rinjani memegang predikat gunung paling cantik di Indonesia. Tak heran gunung ini menjadi tujuan wajib para pecinta alam.

4. Savana Oro-oro Ombo di Gunung Semeru, Jawa Timur

Sebagai gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, Semeru punya padang savana yang sangat indah. Warga lokal menyebutnya Oro-oro Ombo, yang memiliki arti 'padang rumput yang luas'. Tak tanggung-tanggung, luas keseluruhan padang savana ini mencapai 100 hektar!

Pohon pinus tumbuh subur di kawasan savana, menghasilkan panorama yang sangat indah layaknya dataran Eropa. Ketika musim hujan, Oro-oro Ombo menampakkan wujud terbaiknya. Hamparan savana hijau siap menerjang mata. Pada pagi hari, titik-titik embun menggelayut di dahan-dahan ilalang. Banyak pendaki bilang, Oro-oro Ombo adalah tempat menenangkan diri yang semaput karena banyak pikiran.
Setelah melewati padang luas ini, Anda akan memasuki kawasan Cemoro Kandang yang menjadi habitat beberapa jenis burung dan kijang.




SUMBER: dari Brosing internet dan kumpulan kajian buku perpustakaan